raSains.com - Bitcoin
adalah ‘emas’ baru di era modern. Ditambang dan disimpan di komputer, tanpa
wujud fisik dan regulator. Namun harganya tidak main-main, mencapai belasan
ribu dolar perbuah. Jumlah yang fantastis untuk sebuah mata uang digital (cryptocurrency).
Di balik kehebohannya, bitcoin juga menyimpan sejumlah fakta
menarik sekaligus mengerikan. Sisi lain yang cepat atau lambat bakal kita
ketahui. Apa saja fakta-fakta tersebut?
1. Bitcoin paling banyak digunakan di Silk Road
![]() |
Sumber gambar: Pexels |
Nama Silk Road tidak mengacu pada jalur sutera yang
menghubungkan perdagangan Cina dengan Eropa, melainkan marketplace ‘dunia bawah internet’ yang ada di deep web. Di sini kamu bisa menemukan
berbagai barang ilegal, seperti senjata api, narkoba, jasa hacker, hingga pembunuh bayaran.
Ya, Silk Road adalah pasar gelap terbesar di dunia! Di mana
penegak hukum tidak bisa menjangkaunya. Sebabnya karena jaringan Tor yang digunakan untuk mengaksesnya memblokir semua identifikasi
digital. Dampaknya pihak yang berwajib kesulitan untuk melacak setiap aktivitas
ilegal di sini.
Kehadiran bitcoin makin menambah runyam. Pasalnya model
transaksi bitcoin yang peer-to-peer, terdesentralisasi, serta dilengkapi kriptografi makin
menjamin anonimitas transaksi di Silk Road. Namun ini bukan berarti melacak transaksi
bitcoin di Silk Road adalah hal yang mustahil.
Seperti dikutip dari Wired,
pada tahun 2013 lalu, pemerintah Amerika Serikat berhasil melacak transaksi
narkoba di Silk Road yang mengarah ke laptop milik Ross Ulbricht. Dari laptop
tersebut mantan agen FBI Ilhwan Yum berhasil
melacak ribuan transaksi ilegal menggunakan bitcoin.
Berdasarkan pengakuan Yum di persidangan, total transaksi
yang berhasil dilacak berjumlah 3.760 yang terjadi dalam jangka waktu dua
belas bulan. Dengan perkiraan total nilai transaksi sebesar $13,4 juta (pada
saat itu).
Kesuksesan ini mematahkan anggapan banyak orang jika bitcoin
seratus persen tak terlacak. Selama pihak yang berwenang dapat mengidentifikasi
alamat bitcoin pengguna, dalam kasus Ulbricht melalui laptop Samsung 700z
miliknya, maka melacak setiap transaksi yang pernah dilakukannya bukan perkara
yang sulit.
2. Blockchain bakal bertahan lebih lama dibanding bitcoin
![]() |
Credit: Descryptive |
Hal yang paling berharga dari bitcoin ialah teknologi
blockchain yang diperkenalkannya. Blockchain, atau rantai-blok, merupakan
pengembangan lebih lanjut dari catatan ‘block’
yang saling terhubung dan diamankan dengan kriptografi.
Potensi blockchain amat besar, sebanding dengan internet itu
sendiri. Suatu saat nanti, bitcoin bisa saja ‘mati’ tepi teknologi blockchain
yang ada di belakangnya akan abadi dan terus berkembang.
Dikutip dari Forbes,
teknologi blockchain bakal mengubah empat hal di masa depan yaitu transaksi
langsung tanpa melibatkan pihak ketiga atau bank, menjamin keamanan data
riwayat penyakit dan data penting kesehatan lainnya, memudahkan pembayaran gaji
di seluruh dunia, dan menguatkan demokrasi.
Perubahan yang pertama sudah dapat disaksikan melalui metode transaksi bitcoin. Di mana setiap bitcoin yang dikirim akan masuk ke dalam ‘wallet’ pengguna, tanpa perlu lagi perantara.
Wallet merupakan ‘identitas pengguna’ yang dienkripsi ke dalam rangkaian huruf dan angka. Semacam rekening khusus untuk menampung bitcoin. Uniknya setiap transaksi antar wallet akan tercatat di 'buku' blockchain. Memastikan tranparansi dan keamanan bitcoin itu sendiri.
Perubahan-perubahan selanjutnya bakal kita saksikan di masa depan. Pelan tapi pasti blockchain akan mengambil bagian dalam sejarah manusia seperti halnya internet.
Perubahan yang pertama sudah dapat disaksikan melalui metode transaksi bitcoin. Di mana setiap bitcoin yang dikirim akan masuk ke dalam ‘wallet’ pengguna, tanpa perlu lagi perantara.
Wallet merupakan ‘identitas pengguna’ yang dienkripsi ke dalam rangkaian huruf dan angka. Semacam rekening khusus untuk menampung bitcoin. Uniknya setiap transaksi antar wallet akan tercatat di 'buku' blockchain. Memastikan tranparansi dan keamanan bitcoin itu sendiri.
Perubahan-perubahan selanjutnya bakal kita saksikan di masa depan. Pelan tapi pasti blockchain akan mengambil bagian dalam sejarah manusia seperti halnya internet.
3. Sisi gelap bisnis tambang bitcoin
![]() |
Credit: Descryptive |
Kemunculan bitcoin mampu menciptakan peluang bisnis baru
yang belum pernah ada sebelumnya: tambang bitcoin. Tambang ini tersebar di
banyak negara, tapi mayoritasnya berada di Cina. Meski keberadaannya disembunyikan
karena dianggap ilegal oleh pemerintah.
Alasan Cina adalah lokasi tambang bitcoin terbaik dikarenakan tarif listriknya yang begitu murah. “Cina memiliki listrik berbasis batu bara yang sangat murah
dan juga memiliki kapasitas ekstra hydro,” Ujar Garrick Hileman, ilmuwan dari University of Cambridge, seperti dikutip
dari Bussines Insider.
Meski tambang bitcoin tidak mencemari lingkungan, namun
bukan berarti ramah lingkungan pula. Pasalnya listrik yang dibutuhkan untuk
menambang bitcoin sangatlah tinggi. Hal ini terungkap dari laporan penelitian
yang dilakukan Power Compare.
Di mana kebutuhan listrik global untuk menambang bitcoin
pertahunnya melebihi energi yang dibutuhkan Irlandia dan rata-rata negara Afrika
dalam jangka waktu yang sama. Sebagai perbandingan, industri tambang bitcoin mampu
menghabiskan 29.05 TWh, sementara Irlandia hanya 25 TWh saja.
Jumlah ini diperkirakan melonjak seiring tumbuhnya ‘pertambangan
bitcoin’ dan meningkatnya permintaan akan mata uang digital tersebut.
4. Tidak ada yang tahu pembuat mata uang digital ini
![]() |
Sumber gambar: Pexels |
Siapa pencipta bitcoin? Namanya adalah Satoshi Nakamoto. Seperti
apa wajahnya, dari negara mana asalnya, atau apakah dia orang Jepang, tidak ada
yang tahu pasti. Dunia hanya mengetahui namanya saja.
Sejak awal, ia selalu menjaga identitasnya tetap di balik
bayang-bayang. Bahkan ketika pertama kali mengenalkan bitcoin, Satoshi hanya
berkomunikasi lewat e-mail, tanpa pernah bertatap muka maupun berbicara melalui sambungan
telepon.
Ketika popularitas bitcoin meledak, tiba-tiba saja ia
menghilang dari jagad maya. Ya, sejak tahun 2011, Satoshi ‘resmi’ lenyap, sama
seperti kemunculannya yang begitu tiba-tiba. Misteri pencipta mata uang virtual
pertama itu jelas menarik banyak pihak.
Sejumlah spekulasi mengenai siapa pencipta bitcoin
bermunculan di internet. Salah satunya yaitu Nick Szabo, pria keturunan Hungaria yang kini tinggal di Amerika. Sayangnya
Szabo menyangkal hal ini, meski ia adalah tokoh kunci di bitcoin.
Spekulasi paling baru menyebut Elon Musk sebagai
penggagas mata uang ini. Spekulasi ini berasal dari Sahil Gupta, karyawan
magang di Space X. Menurutnya Musk memiliki kriteria sebagai sang pembuat
bitcoin karena kemampuannya dalam bidang ekonomi, kriptografi, dan pemrograman C++.
Sayangnya Musk membantah spekulasi ini melalui akun Twitter miliknya. “Bukan aku. Beberapa tahun yang lalu memang ada teman yang mengirimkan BTC (bitcoin), tapi aku tidak tahu dari mana asalnya,” tulis Musk, seperti dikutip dari Bloomberg.
5. Perusahaan 'bitcoin' jadi sasaran empuk hacker
![]() |
Credit: elhombredenegro |
Meretas akun bitcoin memang sulit, bahkan hampir mustahil
dengan teknologi saat ini. Beda halnya dengan meretas perusahaan yang bergerak di bidang bitcoin,
seperti perdagangan dan mining. Baik
yang resmi maupun yang ‘abu-abu’.
Kasus peretasan perusahaan bitcoin terbesar dalam sejarah menimpa Mt. Gox. Perusahaan penukaran bitcoin yang bermarkas di Tokyo
ini harus menelan pil pahit, kehilangan 850.000 bitcoin (senilai $450.000 pada
saat itu).
Metode pencuriannya memang masih kabur. Tapi berdasarkan laporan perusahaan keamanan WizSec, peretas mulai menguras bitcoin milik Mt. Gox sejak tahun 2011. Akibat peristiwa ini, Mt. Gox dinyatakan bankrut pada tahun 2014.
Nasib naas Mt. Gox juga dialami Sheep Marketplace yang
berada di deep web. Marketplace ini harus
rela kehilangan 96.000 bitcoin (sekitar $100 juta pada saat itu) setelah
peretas mengeksploitasi celah dalam sistem mereka. Layanan ini pun dinyatakan resmi
ditutup pada Desember 2013.
Sedangkan peretasan terbaru dialami perusahaan mining
marketplace NiceHash. Sang peretas berhasil menggondol bitcoin sebanyak 4.700
dengan nilai sebesar $63.92 juta pada saat itu. Berdasarkan pengakuan Andrej P Å kraba, kepala marketing NiceHash, pihaknya tengah
menginvestigasi peristiwa ini.
"Kami mengerti bahwa Anda akan memiliki banyak pertanyaan, dan kami meminta kesabaran serta pengertiannya saat kami menyelidiki penyebab dan menemukan solusi yang tepat untuk masa depan layanan ini," katanya, seperti dikutip dari The Guardian.
6. Penipuan berkedok bitcoin
![]() |
Sumber gambar: Pixabay |
Fenomena bitcoin yang kian menggila menarik banyak scammer untuk menipu publik. Berdasarkan laporan dari Zerofox, perusahaan monitoring
resiko digital, ada empat modus penipuan bitcoin yang ada di dunia maya yang
harus kamu waspadai.
- Malware download
Untuk kamu yang sering menambang bitcoin via cloud berhati-hatilah. Pasalnya Zerofox
menemukan fakta jika bitcoin kerap dijadikan bait untuk mengunduh wallet palsu
yang mengandung malware berbahaya.
Perusahaan ini juga mengingatkan agar pengguna internet tidak terpancing mengklik
tautan mencurigakan seputar bitcoin di media sosial. Terutama yang tidak dilengkapi https dan
url yang diperpendek (url shortener).
- Pishing bitcoin
Situs pishing akan meniru merk bitcoin untuk mendapatkan
kredibilitas korban. Biasanya situs semacam ini dilengkapi dengan fitur jebakan
untuk menjaring kunci wallet bitcoin. Hati-hati jika kamu menemukan situs yang
meminta kata kunci wallet kamu, karena dipastikan itu adalah pishing.
- Flipping bitcoin
Penipuan ini berupa tawaran penukaran bitcoin dengan syarat
transfer uang terlebih dahulu. Kadang juga bermodus melipat gandakan bitcoin
milik kamu. Setelah korban mengirim uang atau bitcoinnya, sang penipu akan langsung raib.
- Skema ponzi
Modusnya tidak jauh berbeda dengan skema ponzi pada umumnya.
Di mana scammer meminta korban untuk
mencari calon korban baru dengan iming-iming bitcoin. Penipuan bitcoin semacam
ini paling sulit diketahui.
Pasalnya skema ponzi bitcoin bakal berjalan dengan baik pada
awalnya. Namun seiring jumlah korban yang meningkat, permasalahan bakal
bermunculan dan semakin parah hingga akhirnya bisnis ‘terpaksa’ ditutup.
7. Harganya luar biasa fluktuatif
![]() |
Credit: Descyptive |
Luar biasa fluktuatif adalah frasa yang paling tepat
menggambarkan harga bitcoin. Bagaimana tidak, ketika pertama kali diluncurkan
nilai tukar mata uang virtual ini kurang dari satu dolar, dan kini harganya
sudah melesat hingga belasan ribu dolar.
Kenaikan ini bukanlah kabar baik. Pasalnya bitcoin juga
beresiko turun dalam waktu yang singkat pula. Misalnya seperti yang terjadi pada
akhir tahun lalu, di mana harga bitcoin merosot dari $15,820 menjadi $12,504. Turun 20 persen
dalam kurun waktu dua belas jam saja. Mengerikan kan?
Fluktuatifnya harga bitcoin tidak bisa dilepaskan dari permintaan dan penawaran di pasar. Ketika permintaan naik harga akan ikut terkerek, begitu juga sebaliknya saat penawaran tinggi harga akan jatuh.
Apalagi pasar bitcoin dibuka sepanjang waktu. Beda halnya
dengan pasar forex yang hanya buka senin sampai jumat. "Ini adalah 24/7 dan ini adalah
aset perdagangan 24/7 yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Nicholas
Gregory, CEO CommerceBlock, seperti dikutip dari Express.
8. Jalur pendanaan teroris
![]() |
Credit: Guillermo Ruiz |
Bitcoin tidak hanya dijadikan sarana cuci uang, tapi juga
pendanaan teroris. Fakta mengerikan ini terkuak dari tertangkapnya Zoobia Shahnaz, 27 tahun, yang diduga
mentransfer $85.000 ke ISIS dalam bentuk bitcoin.
Berdasarkan dokumen persidangan, diketahui perempuan
kelahiran Pakistan tersebut telah bertransaksi dengan entitas yang tidak
diketahui yang berada di Pakistan, Cina, dan Turki. “Transaksi dimotivasi untuk
menguntungkan ISIS, dan tergugat bakal bergabung di Suriah,” ungkap jaksa
penuntut umum.
Tuduhan ini dibantah oleh Steve Zissou, pengacara Shahnaz. Zissou
menyatakan dana milik kliennya dikirim kepada pengungsi Suriah, bukan ISIS.
"Apa yang dia lihat membuatnya mencurahkan perhatian untuk mengurangi penderitaan banyak pengungsi Suriah dan semua yang dia lakukan adalah untuk tujuan itu," katanya Zissou, seperti dikutop dari Express.
9. Dijadikan bayaran tebusan
hakcer
![]() |
Sumber gambar: Pixabay |
Kasus permintaan tebusan bitcoin oleh hacker kini kerap terjadi. Hal ini tidak terjadi satu atau dua kali saja, tapi berkali-kali. Sulitnya melacak penerima bitcoin menjadi alasan utama utamanya.
Tentunya kamu masih ingat serangan ransomware WannaCry yang menggegerkan dunia tempo hari? Serangan
ini sukses mengenkripsi data penting milik perusahaan, individu, dan layanan
publik di berbagai negara. Untuk membuka data yang terkunci, korban bisa
membayar uang tebusan sebesar $600 dalam bentuk bitcoin.
Permintaan tebusan bitcoin juga terjadi pada kasus
peretasan HBO dan Netflix. Pada kasus HBO, sang peretas meminta tebusan sebesar
$6,5 juta dalam bentuk bitcoin. Jika tidak dituruti maka naskah Games of Throne yang dicuri akan disebar
ke internet.
Sementara pada kasus Netflix yang dicuri adalah epsiode Orange is the New Black yang belum dirilis. Sang peretas pun meminta ribuan dolar sebagai tebusannya. Sayangnya tawaran ini ditolak mentah-mentah oleh Netflix, sebagai akibatnya episode yang dicuri tersebut diunggah peretas ke Torrent.
10. Orang-orang kaya dunia membenci bitcoin
![]() |
Credit: Zach Copley |
Para begawan ekonomi dunia nampaknya tidak menyukai kehadiran Bitcoin.
Berulang kali para miliader dunia menyatakan penolakannya terhadap mata
uang kripto ini. Salah satunya yaitu CEO JP Morgan, Jamie Dimon.
Dalam wawancaranya dengan The Guardian, Dimon meramalkan kejatuhan bitcoin di masa depan. “Mata uang ini tidak akan berhasil. Kamu tidak dapat memiliki bisnis dengan orang dapat menciptakan uang dari udara yang tipis.”
Walau begitu, menurut Dimon bitcoin tetap memiliki pangsa
pasar tersendiri, meski kecil. Ia mencontohkan pasar bitcoin erat kaitannya
dengan barang-barang ilegel, seperti obat bius dan narkoba.
Hal senada juga dikemukakan oleh Warren Buffet. Investor terkemuka ini malah mengatakan bitcoin sebagai fatamorgana. "Jauhilah itu. Ini adalah fatamorgana, pada dasarnya," katanya seperti dikutip dari CNBC.
Meski begitu, Buffet mengagumi cara kerja pengiriman bitcoin yang efisien. Namun gagasan mengenai adanya nilai intrinsik dalam bitcoin adalah sebuah lelucon.
Hal senada juga dikemukakan oleh Warren Buffet. Investor terkemuka ini malah mengatakan bitcoin sebagai fatamorgana. "Jauhilah itu. Ini adalah fatamorgana, pada dasarnya," katanya seperti dikutip dari CNBC.
Meski begitu, Buffet mengagumi cara kerja pengiriman bitcoin yang efisien. Namun gagasan mengenai adanya nilai intrinsik dalam bitcoin adalah sebuah lelucon.
11. Kejatuhan bitcoin
![]() |
Credit: Pixabay |
Suatu saat nanti bitcoin bakal menemui ajalnya. Penyebabnya karena mata uang digital ini sudah melenceng dari tujuan pembuatannya. Ada dua alasan kenapa ramalan ini akan menjadi kenyataan menurut Mike Hearn, mantan pengembang Bitcoin Core.
Pertama, sejak awal bitcoin ditujukan sebagai mata uang yang
terdesentralisasi. Berbeda dengan mata uang riil yang diatur oleh bank sentral
tiap negara. Namun di masa depan, bitcoin akan dikontrol oleh segelintir orang
atau kelompok yang memiliki modal besar untuk membelinya.
Alasan yang kedua disebabkan ancaman yang datang dari
teknologi blockchain itu sendiri. Mike mengutip posting ProHashing mengenai
argumennya.
"Masalahnya adalah bahwa sekarang secara resmi tidak
mungkin bergantung pada jaringan bitcoin lagi untuk mengetahui kapan pembayaran
akan ditransaksikan, karena kemacetan sangat buruk sehingga kenaikan lonjakan kecil
pada volume membuat perubahan dramatis dalam jaringan, tulis Mike.”
12. Hal yang terjadi ketika bitcoin ambruk
![]() |
Credit: G Crouch |
Harga bitcoin sekarang sudah tidak masuk akal. Sejumlah
pihak bahkan menyebut mata uang virtual ini sebagai bubble. Terus membesar hingga akhirnya meledak. Pertanyaannya
adalah apa yang akan terjadi ketika bitcoin ambruk di masa depan?
Dampak yang paling jelas yaitu tertekannya bursa saham.
Terutama yang menyangkut perusahaan yang berkaitan dengan bitcoin. Misalnya marketplace ataupun mining. Saham-saham perusahaan ini bakal terseret jatuh seiring banyaknya
investor yang panik.
Garrick Hileman, yang meneliti sistem moneter di Cambridge
University, menyamakan letusan gelembung bitcoin dengan gelembung dotcom pada
tahun 2000. "Pemain terbesar dan terkuat, orang-orang Amazon dari dunia kripto, akan mengkonsolidasikan dan mendorong diri
mereka lebih jauh ke depan,” katanya.
“Tapi banyak perusahaan bitcoin - bursa, perusahaan dompet,
dan sebagainya - akan gulung tikar," ujarnya, seperti dikutip dari Wired.
Efek kejatuhan ini juga bakal sampai ke perusahaan pembuat
perangkat keras untuk menambang bitcoin. "Nvidia, Intel dan pembuat chip lainnya
pasti kena,” kata Hileman.
Suka dengan artikel di atas? Baca juga artikel menarik seputar teknologi atau artikel lain dari raSains.
Sumber gambar: Pexels
EmoticonEmoticon